Kamis, 23 Desember 2010
UNTUK MU IBU
Dari Abu Hurairah, dia berkata, telah dating kepada Rasulullah saw, seorang laki-laki lalu bertanya:, "Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ayahmu". (HR Muslim)
Dari isi Hadist terlihat betapa Allah melalui Rasulullah menilai besarnya pengorbanan orang tua kita terutama Ibu. Apa yang sudah ibu berikan kepada anaknya tidak dapat dibandingkan dengan apapun di dunia ini.
Orang tua, terutama ibu harus selalu kita hormati sepanjang hidup kita. Walaupun itu bukan orang tua kita sendiri. Kalau kita menghormati semua orang tua, berarti kita menghormati orang tua kita. Begitu juga bila kita memaki orang tua yang bukan orang tua kandung, maka berarti kita memaki orang tua kita sendiri.
Memuliakan orang tua kita bukan dengan memberinya harta yang berlimpah. Tetapi akhlak yang baik dari anak-anaknya sudah membuat orang tua kita damai dan senang. Harta tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan akhlak yang baik.
Kita sebagai anak harus memohon, berjuang sekuatnya kepada Allah bila orang tua kita belum mendapat hidayah dari Allah. Dan kita harus selalu menerima segala kekurangan orang tua kita dengan lapang dada.
Pabila orang tua kita udah meninggal maka yang harus kita lakukan adalah membahagiakan nya di dalam kubur dengan memohon ampunan kepada allah swt, dan juga menjadi pribadi yang soleh maupun solehah,, bahwa hal salah satuha yang ditanya amalan apakah yang di bawa oleh orang tua kita,, maka orang tua kita menjawab, anak yang soleh/solehah,, amin,,
Mari jadikan diri kita ini sebagai seorang ikhwan/akhwat yang soleh maupun solehah dengan terus menjalankan syariat islam,,, amin,,
Mulailah dari sekarang,, ingat umur kita hanya menunggu ajal,,,,
Manfaatkan waktu,,,
Nafaits Tsamarat: Malu dan Keutamaannya
«دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ اْلإِيمَانِ»
“Biarkan ia-dengan sifat malunya itu-sebab malu itu sebagian dari keimanan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Dari Imran bin Hushain-semoga Allah meridhoi keduanya-yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
«الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ»
“Malu itu tidak akan mendatangkan (sesuatu), kecuali kebaikan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Sedangkan dalam riwayat Muslim, Rasulullah Saw bersabda:
«الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ»
“Malu itu semuanya adalah kebaikan.”
Atau beliau bersabda:
«الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ»
“Malu itu semuanya adalah kebaikan.”
Dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhoinya-bahwa Rasulullah Saw bersabda:
«الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ»
“Iman itu memiliki tujuh puluh tiga lebih atau enam puluh tiga lebih cabang. Sedang yang paling utama (tinggi) adalah ucapan ‘Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah’; sementara yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan(batu, duri, kotoran, dll) dari jalan. Dan malu itu merupakan cabang dari keimanan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Dari Abu Sa’id al-Khudri-semoga Allah meridhoinya-yang mengatakan:
«كَانَ رَسُولُ اللّهِ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا فَإِذَا رَأَى شَيْئاً يَكْرَهُهُ عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ»
“Rasulullah Saw lebih pemalu dari pada perawan yang sedang dalam kamar pribadinya. Ketika beliau melihat sesuatu yang dibencinya, maka kami melihat hal itu dari wajahnya.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Para ulama mengatakan bahwa hakikat malu adalah tabiat (kebiasaan) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan atau apapun yang buruk, keji dan cabul, serta mencegahnya dari mengabaikan hak orang lain.
Abu Qasim al-Junaidi-semoga Allah merahmatinya-berkata: “Malu adalah melihat berbagai kenikmatan dan melihat buruknya lalai terhadap perkara yang buruk, keji dan cabul. Kemudian dari keduanya itulah akan lahir suatu keadaan yang disebut dengan al-hayâ’, malu.” (Imam Nawawi, Riyâdhush Shâlihîn, hlm. 145).
4 PINTU MASUK MAKSIAT
Rasulullah saw bersabda :
“Janganlah kamu ikuti pendangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.” ( HR. At Turmudzi, hadits hasan ghorib ).
Dan di dalam musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rasulullah , beliau bersabda :
“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah panah iblis. Maka barang siapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ihlas karena Allah semata, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari kiamat.” ( HR. Ahmad )..
2- Al Khothorot ( pikiran yang melintas di benak ).
Adapun “Al Khothorot” ( pikiran yang terlintas dibenak ) maka urusannya lebih sulit. Di sinilah tempat dimulainya aktifitas, yang baik ataupun yang buruk. Dari sinilah lahirnya keinginan ( untuk melakukan sesuatu ) yang akhirnya berubah manjadi tekad yang bulat.
Maka barang siapa yang mampu mengendalikan pikiran pikiran yang melintas di benaknya, niscaya dia akan mampu mengendalikan diri dan menundukkan hawa nafsunya. Dan orang yang tidak bisa mengendalikan pikiran pikirannya, maka hawa nafsunyalah yang berbalik menguasainya. Dan barang siapa yang menganggap remeh pikiran pikiran yang melintas di benaknya, maka tanpa dia inginkan ia akan terseret pada kebinasaan.
Pikiran pikiran itu akan terus melintas di benak dan di dalam hati seseorang, sehingga ahirnya dia akan manjadi angan angan tanpa makna (palsu ).
“Laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang orang yang dahaga, tetapi bila ia mendatanginya maka ia tidak mendapatkannya walau sedikitpun, dan didapatinya (ketetapan ) Allah di sisiNya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amalnya dengan cukup, dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya.” ( QS. An Nur, 39 ).
“Orang yang paling jelek cita citanya dan paling hina adalah orang yang merasa puas dengan angan angan kosongnya”
3 – Al Lafazhat ( ungkapan kata kata ).
Adapun tentang Al Lafazhat ( ungkapan kata kata ), maka cara menjaganya adalah dengan mencegah keluarnya kata kata atau ucapan dari lidahnya, yang tidak bermanfaat dan tidak bernilai.
Kalau anda ingin mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang, maka lihatlah ucapan lidahnya, ucapan itu akan menjelaskan kepada anda apa yang ada dalam hati seseorang, dia suka ataupun tidak suka.
Yahya bin Mu’adz berkata : hati itu bagaikan panci yang sedang menggodok apa yang ada di dalamnya, dan lidah itu bagaikan gayungnya, maka perhatikanlah seseorang saat dia berbicara, sebab lidah orang itu sedang menciduk untukmu apa yang ada di dalam hatinya, manis atau asam, tawar atau asin, dan sebagainya. Ia menjelaskan kepada anda bagaimana “rasa” hatinya, yaitu apa yang dia katakan dari lidahnya, artinya, sebagaimana anda bisa mengetahui rasa apa yang ada dalam panci itu dengan cara mencicipi dengan lidah, maka begitu pula anda bisa mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang dari lidahnya, anda dapat merasakan apa yang ada dalam hatinya dan lidahnya, sebagaimana anda juga mencicipi apa yang ada di dalam panci itu dengan lidah anda.
Nabi Muhammad saw pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau menjawab “Mulut dan kemaluan”. ( HR. Turmudzi, dan ia berkata : hadits ini hasan shoheh ).
4- Al Khuthuwat ( langkah nyata untuk sebuah perbuatan ).
Adapun tentang Al Khuthuwat maka hal ini bisa dicegah dengan komitmen seorang hamba untuk tidak menggerakkan kakinya kecuali untuk perbuatan yang bisa diharapkan mendatangkan pahala dari Allah . Bila ternyata langkah kakinya itu tidak akan menambah pahala, maka mengurungkan langkah tersebut tentu lebih baik baginya.
Dan sebenarnya bisa saja seseorang memperoleh pahala dari setiap perbuatan mubah ( yang boleh dikerjakan dan boleh juga ditinggalkan, pent.) yang dilakukannya dengan cara berniat untuk Allah . Dengan demikian maka seluruh langkahnya akan bernilai ibadah.
Tergelincirnya seorang hamba dari perbuatan salah itu ada dua macam : tergelincirnya kaki dan tergelincirnya lidah. Oleh karena itu kedua macam ini disebutkan sejajar oleh Allah dalam firmanNya :
“Dan hamba hamba Ar Rahman, yaitu mereka yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata kata ( yang mengandung ) keselamatan.” ( QS. Al Furqon, 63 ).
Wallahualam bisshawab..
Senin, 20 Desember 2010
membuka usaha warnet nihh
Semakin dikenalnya teknologi internet oleh masyarakat umum, membuka peluang bagi warnet untuk terus berkembang.
Berikut sedikit tips bagi yang ingin membuka usaha warnet.
1. Tempat, merupakan faktor penting dalam membuka usaha warnet. Posisi menentukan prestasi.
2. Kenyamanan, terutama AC, agar pengguna warnet betah berlama-lama di ruang warnet
3. Koneksi internet yang cepat dan mempunyai kehandalan yang tinggi.
4. Harga yang relatif bersaing dengan yang lain.
5. Game centre
6. Dilengkapi cafe, fotocopy, printer dan scanner
7. Pelayanan yang ramah
Pengguna warnet/user membutuhkan privasi dalam ber-internet, jadi usahakan membuat ruangan yang cukup nyaman.
Komputer dengan spesifikasi yang prima dan selalu di-maintain. Spesifikasi Komputer yang lambat seringkali membuat user menjadi kesal.
Pengadaan minuman ringan dan snack akan sangat membantu menambah income/pendapatan warnet disamping menambah kenyamanan user.
Penyedia koneksi internet/Operator yang komunikatif dan mempunyai jaringan yang handal. Jika jaringan sering terganggu akan mempengaruhi citra warnet.
Billing untuk mempermudah user dalam menggunakan komputer dan mempermudah perincian laporan keuangan warnet.
Cari ISP yang sudah cukup berpengalaman dalam bidangnya yang tentu saja tidak lepas dari kesiapan 24 x 7 customer service nya.